Hari itu merupakan hari dimana kita saling terbuka satu sama lain, dan hari itu adalah awal dimana setiap detil kejujuran terungkap. Saya menjadi merasa punya teman, ketika hati ini rasanya tersayat-sayat dan sakit saat merasa rindu setengah mati (d'masiv mode on).
Jujur..Kejujuran..sakit awalnya, tapi akhirnya saya memahami kenapa begitu, karena saya pun terjebak dalam situasi yang membuat kejujuran dinomorduakan. Dan pada akhirnya kami saling memaafkan, bahkan entah kenapa rasa ini semakin sulit untuk dihilangkan. Mati-matian saya mencoba melupakan rasa ini, dan selalu teringat ucapan mu tempo hari "semakin ingin dihapus semakin kuat melekat. get use to it, stay with it" remuk redam setengah menye2 rasanya saya. Bahwa ternyata perasaan kami satu sama lain tak pernah berubah, walaupun keadaan yang memaksa kami berubah.
Kamu tau tidak, bahwa selalu saja beranda hati saya penghuninya adalah kamu? Ketika saya jenuh pada dunia, saya selalu berlari ke beranda hati dan memandang mesra keindahan pada diri mu? aahh..kamu pasti tau, karna saya juga tau hati kamu punya hal itu juga. Kita seri. Memori tentang kamu membuat hidup saya selalu ceria, membaca berulang kali percakapan kita membuat hari saya semangat.
Saya sedikit menyesal ketika dulu saya tidak terlalu seagresif sekarang, dulu terbilang saya terlalu malu-malu ketika harus mengungkapkan apa-apa saja. Maklum, dulu saya baru beranjak dua puluh tahun, masih muda belia. Hahahaha.. Tapi penyesalan itu bukan apa-apa buat saya sekarang, penyesalan itu membuat saya semakin tau bagaimana membenahi hati saya. Membuat saya merasa dewasa dan semakin bijak dalam menilai setiap gerakan yang saya perbuat (menurut saya).
Terimakasih ya, selalu membuat saya berinspirasi untuk menulis.
Selamat berpuasa, selamat menikmati kolak biji salak.
No comments:
Post a Comment