Wednesday, June 30, 2010

Kebohongan yang IMPAS

Siang itu dia menyapa saya via Y!M :


Dia : fakultas fisip UI di sebelah mana yaaa?



Kesal bercampur heran, saya sempat berpikir, ini orang basa-basi atau pura-pura lupa sih? dan saya jawab sekena-nya. Percapakan panjang itu pun terjadi.




Saya: disamping fak. psikologi



Dia: fak. psikologi dimana yaaa? samping fisip kan?



Saya: iyeeee

Jawab saya setengah kesal



Saya: kalo dr pintu masuk (setelah gerbatama), belok kanan

Saya: masa gak tau fisip?



Dia: lupa neng?



Rasanya benar-benar kesal ketika dia blg, lupa. Padahal kalo dipikir manusiawi juga, tapi itu adalah tempat dimana kita pertama kali ketemu!



Saya: bapak2 dasar

Bukan tanpa maksud saya bilang dia dengan "bapak-bapak".



Dia: he.he.he. makanya nanya ke yg masih remaja



Saya: akang masuk dr gerbatama ui tau kan?

Saya: remaja?? alhamdulillah



Dia: tau lah



Saya: yaudah, nanti dr pos pengambilan karcis



Dia: terus



Saya: lurus ajaa

Saya: pas ada tugu lambang UI



Dia: iyaaaa...terus



Saya: akang ke kanan

Saya: udah deh

Saya: ketemu psikologi

Saya: terus fisip



Dia: jadi parkir disana yaa?



Saya: iyay

Saya: parkirnya depan fakultas aja, biar gampang

Saya: di sebrang tepatnya

Entah kenapa, walaupun kesal tapi saya masih terasa ikhlas memberikan informasi.



Dia: oke, depan fisipnya yaa



Saya: yaaay



Dia: hatur nuhun atas bantosan nana (terima kasih atas bantuannya)



Saya: sami2 (sama-sama)



Dia: jasana abadi



Saya: ada acara apa di fisip?

Saya: aah lebaay de ni bapak2 (sdg suka menyebutkan kata "bapak2", harap maklum ya )

Dan saya pun mulai menunjukan kekesalan saya, melalui sindiran.



=========================================================================

Percakapan diatas adalah percakapan pembuka dimana, semua rahasia yang selama 4 tahun terakhir ini terkuak.



=========================================================================


Dia: Syukur deh dan mohon maaf telah berbohong.

Dia: tanggal 16 ini



Saya: bohong?

Saya: boleh nanya?

Saya: akang emang bohongin aku apa??



Dia: bohonging segala rupa dech.



Saya: modus operandinya apa? haha



Dia: nggak ngerti?



Saya: rrrrrrr..



Dia: dulu sich waktu mau ketemu kamu aku iseng aja. pengen kenalan ada temen ngobrol...ehh malah suka jadi runyam dech. untung sering keluar kota jadi susah ketemu ha.ha.ha.



Saya: dassaaarrrrrrr

Saya: yasudahlaaah



Dia: aku udh jawab bagianku. skg aku ingin tahu bagianmu? ayo ceirta



Saya: bagian aku?

Saya: idem laah sama akang



Dia: iya..kenapa kamu ingin ketemu aku. padahal kau juga udah punya pacar ha..ha..ha..



Saya: intinya maah, begitu tau (baru2 ini) jadi keuheul

Saya: ahaha



Dia: yeyy meni nggak kreatip



Saya: berarti impas ya intinyaa



Dia: nah keuhel...kan he..he..he..

Dia: iya begitu. tapi jujur aja dulu aku suka banget..gila nggak. kalau saja sering di bogor atau jakrta dulu udah tiap hari disamperin

Dia: he..he..he..

==================================================================================

Ya, begitulah percakapan saya terakhir kali dengan dia, percakapan yang membuka semua perasaan yang saya rasakan keluar kayak banjir jakarta beberapa waktu lalu. Hhhh..legaaa bangeett..



Intinya adalah, kita paham perasaan masing-masing. Dan rasa umpet-umpetan she/he-have-to-know udah gak ada lagi tuh. Karena ya itu, kita membuat semuanya jadi lebih terbiasa-sekarang.

No comments:

Post a Comment