Friday, August 26, 2011

Dalam Doaku

dalam doaku subuh ini, kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara.

ketika matahari mengambang tenang diatas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan
pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah
darimana

dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibar-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang
hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga
jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap
di dahan mangga itu

magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun
sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan
kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di
rambut, dahi, dan bulu bulu mataku

dalam doa malam ku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah batasnya, yang setia mengusut rahasia bagi
kehidupanku

aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu.



Sapardi Djoko Damono, 1989-Hujan Bulan Juni


========================================================

Aku pun selalu berdoa siang dan malam bagi keselamatan dan kebahagiaanmu.
Tiada henti ku panjatkan doa ku pada-Nya bagi keberkahanmu sepanjang hari.
Aku tak berharap kau tau apa isi doaku, aku hanya tau aku selalu mendoakanmu.
Dalam doaku yang terdalam selalu ku sisipkan kata manis, bahwa, aku selalu mencintaimu.


Aku mencintaimu bagai seorang anak kecil yang tak pernah mau kehilangan barang kesayangannya.

Aku mencintaimu bagai laut pada langit, yang walaupun terkadang awan menghalangi aku tetap memandangimu dengan segala keindahanmu.

Aku mencintaimu, sungguh. Dan aku tak berharap kau membalasnya, hanya saja aku ingin kau tau. Betapa aku sungguh mencintaimu.

Salam hangat dan penuh kasih untukmu,
Semoga hutan dan air selalu mengiringi langkah indahmu.


Dari aku...
Dalam doaku...


Thursday, August 25, 2011

Sajak-Sajak Empat Seuntai

/1/
kukirim padamu beberapa patah kata
yang sudah langka -
jika suatu hari nanti mereka mencapaimu,
rahasiakan, sia-sia saja memahamiku

/2/
ruangan yang ada dalam sepatah kata
ternyata mirip rumah kita:
ada gambar, bunyi dan gerak-gerik disana -
hanya saja kita diharamkan menafsirkannya

/3/
bagi yang masih percaya pada kata
diam pusat gejolaknya, padam inti kobarnya -
tapi kapan kita pernah memahami laut?
memahami api yang tak hendak surut?

/4/
apakah yang kita dapatkan di luar kata:
taman bunga? ruang angkasa?
di taman, begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa, begitu hakiki makna kehampaan

/5/
apa lagi yang bisa ditahan? beberapa kata
bersikeras menerobos batas kenyataan -
setelah mencapai seberang, masihkah bermakna
bagimu, segala yang ingin kusampaikan?

/6/
dalam setiap kata yang kau baca selalu ada
huruf yang hilang -
kelak kau pasti akan kembali menemukannya
di sela-sela kenangan, penuh ilalang



Sapardi Djoko Damon0-1989 , Hujan Bulan Juni

#untuk kamu, yang selalu di hati ku

Tuesday, August 23, 2011

Beda? Dibiasain aja

Salah satu teman bercerita :



Eh ya, suami gw itu kadang makannya gampang2 susah deh. Kadang dikasih telor dadar polos ama kecap aja gak protes loh, eh ya pas sekalinya gw ganti menu dengan ikan balado dia langsung mencret. Padahal itu ikan gak pedes2 amat, malah gw kasih gula yang banyak biar kiasan aja merahnya.




Belom lagi setiap buka puasa harus ada bubur yang tersedia di meja, kalo gak ada bubur bisa2 dia gagal selera makannya dan agak maleman dikit harus ada makanan khas mama nya buat cemilan.




Kadang seneng masaknya, tapi kalo udah bosen males banget bikinnya. Apalagi pas buka puasa kan pengennya makanan yang dimakan sama. Gw pilih gak makan bubur karena emang gak suka, disamping rasanya aneh gak nendang aja rasanya makan bubur pas buka puasa. Jadilah setiap buka puasa gw hanya meratapi nasib beda menu dengan suami. Gw makan gorengan dengan sambel kacangnya dia dengan bubur ayamnya.






===============================================


Yaah, mungkin begitu nasib pasangan beda tradisi. Namanya juga pernikahan, kadang setiap perbedaan harus disyukuri. Well, suami saya sendiri, kurang lebih sama =)

Monday, August 15, 2011

Untuk para Sahabat


Postingan kali ini saya tujukan untuk para sahabat saya yang sudah akan menuju ke tahap akhir perjalanan perkuliahannya. Selamat kawan, karena kalian akan segera terbebas dari rutinitas ke kampus di hari libur, terbebas dari segala macam tugas dan terbebas dari emosi oleh kelemotan para TU. Hahaha

Sebenarnya sedikit sedih ketika menulis hal ini, buat saya kalian adalah masa terindah. Masa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tidak pernah saya impikan bertemu dengan teman seperjuangan yang benar2 seperjuangan seperti kalian. Allah memang Maha baik, Dia memberikan kelengkapan pada kekurangan saya. Dan itu kalian.


Kalian akan menjadi bagian terindah dalam hidup saya, bagian yang selamanya menempati ruang kecil disudut terdalam hati saya. Bersama kalian saya menemukan arti kebersamaan, bersama kalian saya menemukan arti persahabatan. Dengan kalian saya berhasil melalui titik tertinggi dalam hidup saya. Ohh betapa berartinya kalian bagi saya.


Ketika menulis ini, saya tersenyum sambil menahan emosi untuk tidak menangis. Saya bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena kalian akan segera lulus dan sedih karena akan jarang sekali membego-begoi kalian di kantin sambil makan soto bu sotoy atau mi goreng si memeh. Bermesuh-mesuh dengan dosen yang membosankan dan berbahagia ketika dosen tidak ada. Oooh masa-masa yang amat saya rindui.


Kalian, akan selamanya ada buat saya..
Kalian, adalah bagian dari diri saya..
Kalian, adalah takdir termanis...





Well, selamat sahabat. Doakan aku segera yaa